Selasa, 10 Oktober 2017

SURAT UNTUK JOKSIA KALIAMSYAH


Aku sungguh malu mengetahui dirimu mampu berperilaku buruk seperti itu. Sikapmu yang merasa di atas angin, tidak sesuai dengan tampilanmu yang tergolong jauh dibawah sederhana. Seharusnya kamu berusaha lebih dalam untuk bisa mengenali diri sendiri, sebelum kamu menempatkan diri sebagai sosok yang sombong apalagi berperilaku angkuh.

Kehadiranmu pada setiap kesempatan yang melibatkan orang banyak, dan kesempatan itu seperti mengharuskan aku berjumpa denganmu aku akui selalu membuatku tidak nyaman. Aku selalu merasa terganggu, ketika kamu ada disekitar tempat yang masih berada dalam jangkauan mataku. Ntah mengapa, aku selalu menginginkan agar tidak ada kesempatan, yang membuka peluang harus bertatap face to face denganmu.

Rabu, 04 Oktober 2017

SURAT UNTUK HELENA RISTA DAHNIAR

Kini kamu merasakan, betapa sakitnya hidup dalam penderitaan. Teriakanmu menggema dan terdengar kemana-mana, berseru seolah saudaramu tiada peduli terhadap penderitaanmu. Aku tau, jeritanmu itu adalah upaya untuk memberitahukan rasa sakit yang kau rasakan kini. Kamu berkeinginan agar dunia meresponmu. Kamu berkeinginan agar saudara dan kerabatmu segera menolongmu. Sampai-sampai pertolongan yang pernah kamu dapatkan menjadi hilang dari ingatanmu, akibat penderitaan yang kini sungguh menekanmu.

Bersabarlah untuk situasimu yang sekarang. Tabahlah untuk kondisimu ini. Aku yakin kamu pasti bisa melalui ini. Aku tau kamu adalah sosok yang begitu kuat, karena selama ini aku tau kamu mampu melewati sebuah peristiwa yang merupakan bentuk dari penderitaan yang lain. Oleh karena itu aku percaya kepadamu. Menangislah untuk tidak menjerit. Jikapun kamu harus menjerit, menjeritlah untuk tidak menyalahkan orang lain.

Bersabarlah dalam pengharapan, dan terus berjalan untuk menggapai masa depan yang masih terbuka begitu lebar. Kamu harus tau, kamu masih bisa bertahan tak lain hanyalah berkat kasih karunia Tuhan. Jangan pernah katakan, kamu kini sedang dicobai Tuhan. Karena Tuhan tak pernah mencobai umatnya, apalagi dengan sebuah penderitaan.

Aku tidak menyesal terhadap apa yang pernah kamu lakukan kepadaku. Aku hanya berusaha mengingatkanmu, bahwa tidak baik menekan orang lain saat ia berada dalam kesulitan. Aku tidak mendendam semua perilaku jahatmu kepadaku, yang kamu perbuat saat aku berada dalam penderitaan. Tetapi aku ingin menyadarkanmu, bahwa segala sesuatunya tidak ada yang abadi. Diatas langit masih ada langit.

Keangkuhan yang kamu persembahkan saat kamu berada pada puncak keberhasilanmu, memang sulit bagiku untuk menghapusnya dari memori ingatanku. Bicaramu yang kamu semburkan seenakmu, mengingatkan aku pada sebuah peribahasa, "memang lidah tak bertulang". Kamu bicara tidak berbatas. Kamu berucap sudah tidak menggunakan etika kesopanan. Kamu tidak lagi memperhatikan siapa lawan bicaramu. Semua itu kamu lakukan, tanpa mempedulikan akibat yang timbul dari ucapanmu itu.

Kini kamu merengek meminta belas kasihan, bicara sumbar seperti mengingatkan aku bahwa kamu pernah menjadi pahlawan terhadap keluarga besarmu. Aku melihat, tidak ada mimik penyesalan di raut wajahmu, saat kamu datang bersilaturahmi ke padaku. Kamu berlaku biasa saja, dan bertindak seperti tidak ada peristiwa tidak baik, yang pernah kamu lakukan terhadapku. Aku bertanya didalam hatiku, "apakah kamu sudah lupa, atau kamu sengaja pura-pura lupa" akupun tidak tau.


SALAM GEMILANG 

Senin, 02 Oktober 2017

SURAT UNTUK JAKA MULYA DINDIN SATRIA

Kita saling kenal sudah cukup lama. Terhitung sejak usia setingkat sekolah dasar, kita sudah bermain bersama-sama. Persahabatan yang terjalin diantara kita, kurasa melebihi dari sekedar seorang sahabat. Aku menilainya bahkan melebihi persaudaraan antara dua orang kakak beradik. Begitulah bentuk relasi yang aku rasakan, yang terjadi antara aku dan kau.

Relasi dua orang yang melebihi sekedar sahabat itu, tercipta oleh karena satu dan lain hal, yang memungkinkan kita untuk lebih sering berinteraksi. Salah satunya adalah karena ibuku dan ibumu memiliki kebiasaan yang sama, yakni sama-sama suka makan sirih.

Kamu tidak pernah mau tau situasi dan kondisi saudaramu, yang sebelumnya memperhatikanmu. Begitu cepatnya kamu lupa, bagaimana aku dan keluargaku memberi perhatian kepadamu, saat kamu ditimpa kesulitan. Semua hal baik yang aku lakukan sebelum ini, seperti berlalu begitu saja, tanpa ada sisa walaupun hanya sedikit.

Sepanjang aku mengenalmu, apalagi setelah aku dan kamu terikat oleh sebuah tali kekerabatan, aku merasa hubungan itu tak pernah menguntungkan aku. Tetapi hal itu tidak menjadi soal bagiku, asal saja hubungan kekerabatan itu boleh kita jaga bersama. Membangun silaturahmi denganmu, aku selalu berada pada pihak yang rugi. Itupan tidak jadi masalah bagiku, asal saja kamu mengerti arti dari sebuah hubungan saudara.

Cobalah kamu mengingat dan mengenang sejarah hidup antara kamu dan aku. Dan sesekali sebaiknya kamu berhitung, agar kamu boleh merasakan sebenarnya apa yang sudah terjadi diantara kita berdua. Sungguh. Perbuatanmu kepadaku sudah tidak pantas lagi untuk disebut hubungan saudara. Kamu sudah keluar dari koridor persaudaraan itu, dan memperlakukan aku seperti orang yang sama sekali tidak pernah ada di dalam hatimu.

Sejak usia kita muda belia, kau dan aku sudah saling kenal. Bahkan oleh karena kebiasaan yang sama pada ibu kita masing-masing, persahabatan antara kau dan aku terasa lebih daripada sekedar persahabatan semata. Semakin hari persahabatan kita terus berkembang, hingga aku menempatkanmu pada kadar yang sama seperti saudara seibu, sehingga setiap siapa yang menyakitimu, naluriku segera berontak dan melawan mereka dalam upaya untuk melindungimu.

Perilakumu yang selalu dikuatkan istrimu, sesungguhnya membuatku sangat menderita. Tindakanmu yang selalu menomor duakan aku dalam segala hal, membuat reputasiku jatuh dimata masyarakat. Bagaikan sedang melakukan kampanye, kamu dan istrimu dengan sangat giat meniupkan issue negatif tentang aku, sehingga opini masyarakat kemudian menilai aku dari perspektif yang buruk. Kamu sangat bertanggung jawab untuk kasus ini.


SEMOGA KAMU SEGERA MENDAPAT HIDAYAH DARI TUHAN