Rabu, 30 Agustus 2017

SURAT UNTUK PANGUDI ARDI BUANA


Aku tak habis pikir melihat sikapmu yang tanpa rasa malu  dengan percaya diri membatalkan secara sepihak perjanjian yang kamu sepakati dengan organisasi beberapa waktu lalu. Memang perjanjian itu bukanlah perjanjian yang bersifat mengikat, namun kamu seharusnya menghargai perjanjian itu, sekalipun tidak dicatat di atas kertas.

Dengan gayamu yang sungguh elegant sebelumnya kamu bicara penuh wibawa, turut menjadi salah satu pendonor dana, untuk sebuah acara yang akan digelar pada waktu yang telah ditentukan. Mendengar ucapanmu itu, hadirin begitu bangga padamu. Aku yang juga hadir pada kesempatan itu, sangat senang mendengar ucapanmu itu.

Namun sungguh disayangkan, kamu membatalkan semua ucapanmu yang membuat aku sangat terkejut. Alasan yang kamu utarakan, bagiku tidaklah masuk akal. Aku menganalisa, sifat kikirmu yang sangat kental itulah, yang membuatmu membatalkan perjanjian itu tanpa rasa malu.

Perjanjian yang telah disepakati oleh dua pihak yang berkepentingan, hendaklah masing-masing menghargai perjanjian itu, agar perjanjian itu sungguh terjadi sesuai dengan kesepakatan.

Aku mendapat informasi dari banyak orang, bagaimana kamu sangat marah ketika organisasi menginformasikan iuran yang telah ditetapkan rapat beberapa waktu lalu, dimana setiap anggota organisasi diminta untuk berkontribusi dalam bentuk iuran. Sesungguhnya, iuran itu sangat jauh lebih kecil dengan janji donasi yang akan kamu beri untuk organisasi.

Aku sangat terkejut, saat orang-orang mencurahkan hatinya kepadaku, bahwa kamu sangat keberatan dengan iuran sejumlah itu. Lalu, jika kamu keberatan dengan uang dua ratus ketip, mengapa kamu bicara kesanggupan tentang sepuluh gepok ?

Dari peristiwa itu, aku menangkap perilaku jelek yang tersimpan dibalik bicara manismu, yang selama ini kamu terapkan pada kesempatan pertemuan organisasi kita. 

Semoga bermanfaat ....

SALAM GEMILANG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar