Rasa kecewaku tak terkendali,
ketika aku mendengar kamu mengutarakan niatmu untuk tidak lagi turut serta pada
pekerjaan pelayanan kita. Aku tak menyangka, jika kamu menyatakan itu pada saat
kita sangat membutuhkan sosok manusia seperti kamu.
Elektabilitas-mu di tengah umat yang tergolong
masih tinggi, adalah dasar yang kuat bagiku untuk mengharapkan kamu seratus
persen sebagai pimpinan di lembaga yang sedang (2017) kita bangun.
Aku tau pikiranmu kini sedang
kalut, akibat berbagai hal yang saat ini tengah mengganggu aktivitasmu di
bidang ekonomi. Tetapi hal itu seharusnya tidak membuat semangat pelayananmu
menjadi kendor. Aku berharap hal itu justru menjadikan dirimu semakin kuat, dan
semakin memantapkan diri untuk menjadi pelayan yang capability.
Agar kamu tau, 50-an tahun usiaku
(2017) hampir setengahnya aku abdikan pada pelayanan. Lalu apa yang aku dapat ?
Usaha yang telah aku bangun
bertahun-tahun, bukannya semakin meningkat sejak aku terjun ke dunia pelayanan.
Usaha itu malah tumbang dan lenyap tidak ada lagi bekas. Kamu boleh
membayangkan, betapa terpukulnya aku saat itu. Untuk saat ini (2017) aku melihat
kamu belum sampai pada tingkat itu. Bukan berarti kamu harus begitu juga.
Relasi dengan masyarakat yang
telah terjalin dengan sangat baik, sejak aku memutuskan untuk ikut serta pada
karya pelayanan, semakin hari malah terasa semakin buruk. Namun tambah hari aku
semakin terbiasa, karena aku tau mereka mulai menyadari bahwa aku adalah tokoh
agama yang bukan dari kalangan mereka.
Yang justru membuat hati terasa
sakit, umat yang aku layani dengan baik dan benar, malah semakin membangun
jarak, seolah berusaha menjauh dariku. Tentu saja sebagai manusia aku merasakan
itu adalah perbuatan yang tidak adil. Namanya juga pelayan umat. Seharusnya
umat yang kita layani itu menaruh hormat pada kita. Tetapi hal itu tidak aku
dapatkan dan aku sadar, bukan itu upahku.
Anehnya, sejak aku
memutuskan untuk ikut serta pada karya pelayanan, mereka saudaraku sendiri
yang adalah kerabatku, juga melakukan hal yang sama. Satu persatu mereka
meninggalkan aku. Pertanyaan dihatiku semakin membesar. Apa sebenarnya yang tengah
terjadi pada diriku ? ... Tentu jawaban pertanyaan itu ada pada diriku sendiri.
Percayalah, Sang
Pencipta tidak akan membiarkan para pelayan-Nya jatuh tersungkur, lalu
tengggelam dalam lumpur.
SALAM GEMILANG