SELAMAT JALAN AYAH MERTUA TEMBILAHAN

In Memory
AMT BASMAN SAMOSIR / Op PATRA

Hari ini Kamis 23 November 2017, tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan lewat telepon selular, yang memberitahukan bahwa Ayah Mertua Tembilahan (AMT) telah pulang menghadap Bapa Di Surga. 

Aku memang tidak begitu terkejut mendengar kepergian AMT, tetapi rencana pernikahan putrinya yang akan digelar  pada hari Sabtu tanggal 30 Desember 2017, sempat membuat dadaku terasa sesak. Tinggal beberapa hari lagi, pernikahan itu sudah pasti akan digelar, tetapi AMT harus pergi, tidak menunggu lagi peristiwa penting putrinya itu diselenggarakan.

Semua kerabat tersentak, mendengar informasi kepergian AMT. 

SURAT UNTUK CAREEM NOLULHAZ

Beberapa waktu yang telah silam, aku dan kamu tanpa sengaja harus bertemu dalam sebuah kelompok, yang membuat aku dan kamu terpaksa harus duduk bersama. Sejak saat itu, aku mulai mengenalmu sedikit demi sedikit, dan seterusnya aku kemudian tau banyak tentang kamu.

Jika aku melihat kamu dan keluarga besarmu, bisa dikatakan kalian adalah keluarga yang masuk kategori keluarga yang sudah cukup lama, menjadi bagian dari sebuah kelompok dimana kita berdua juga termasuk menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Aku tidak mengerti, mengapa kamu menjatuhkan pilihan untuk ikut menjadi aktivis pelayanan. Aku menilai pilihanmu itu salah. Aku menjatuhkan tuduhan itu, setelah membuat perbandingan sifat pelayanan dengan perilakumu setiap hari. Aku merasa kamu belum layak untuk mengambil keputusan itu. Keputusan yang kamu ambil, aku rasa masih terlalu dini. 

Aku tidak menaruh keberatan, mendengar kamu berkeinginan untuk ikut serta pada karya pelayanan. Sebagai bagian dari umat secara umum, kamu berhak untuk melibatkan diri ikut pada karya pelayanan itu. Sekali lagi, itu adalah hak kamu.

Yang membuat aku keberatan adalah, keinginanmu yang cenderung mengarah kepada keinginan yang bersifat ambisius. Seharusnya kamu lebih baik mengenali diri terlebih dahulu, sambil berusaha untuk mengerti makna dari sebuah karya pelayanan. Karya pelayanan bukanlah sebuah pelarian, dimana kamu bisa bersembunyi dari kegelisahan imanmu. 

Bagaimana mungkin kamu bisa menyatakan kesungguhan iman kepada orang lain, sementara kamu sendiri masih ragu untuk menghayati imanmu.

SALAM GEMILANG.